ANALISA PERILAKU KONSUMEN BURGERKING II Manajemen Pemasaran
ANALISA PERILAKU KONSUMEN BURGERKING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada
zaman modernisasi ini membawa dampak pada gaya hidup mahasiswa dalam
mengomsumsi makanan yang siap saji. Makanan cepat saji (fast food) adalah
makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap, seperti fried
chiken, hamburger atau pizza. Mudahnya memperoleh makanan siap saji di pasaran
memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli.
Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi
mereka yang selalu sibuk ( Sulistijani, 2002). Kehadiran makanan cepat saji
dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum
remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah ke atas, restoran
makanan cepat saji merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Makanan di
restoran fast food ditawarkan dengan harga terjangkau dengan kantong mereka,
servisnya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera. Dengan manajemen yang
handal dan rasanya yang lezat membuat mereka yang sibuk dalam pekerjaanya
memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis fast food karena lebih cepat
(Khomsan, 2004).
Salah
satu restoran cepat saji yang di gemari oleh sebagian mahasiswa adalah burger
king yang menawarkan burger sebagai menu utama. Burger merupakan salah satu
makanan yang sangat popular yang di gemari muda-mudi, anak kecil, hingga orang
tua Ini tercemin dari banyaknya gerai burger yang ada di tangerang dan
sekitarnya. Suksesnya restoran burger tidak lepas dari berbagai
faktor,diantaranya perilaku konsumen menganggap burger tidak hanya sebagai
pilihan makanan saja tetapi bagian dari gaya hidup.marketing strategi yang di
gunakan burger king mampu mempengaruhi konsumen untuk mencoba produknya.
Sejarah Burger King
Burger King merupakan salah satu jenis
restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai menu utamanya. Burger
King didirikan pada tahun 1954 oleh James Mc Lamore dan David Edgerton dan
berpusat di Miami-Dade Country, Florida. Sebelumnya Burger King adalah restoran
ini adalah sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger King yang
didirikan oleh Kieth J.Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah
beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun 1961 Burger King menjual
lisensi franchisenya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan pada saat itu juga
nama restoran tersebut berubah menjadi Burger King Corporation.
Pada tahun 1963 Burger King mulai
melakukan ekspansi ke luar Amerika dan membuka cabang restoran untuk pertama
kalinya di San Juan, Puerto Rico. Namun, pembukaan gerai di Puerto Rico tidak
mendapat tanggapan yang serius dari dunia internasional. Tanggapan ini justru
muncul ketika dibuka cabang restotan Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah
pembukaan cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya
seperti, di Eropa dengan Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972, Asia Timur pada tahun 1982 dan termasuk
Negara lain yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada
mulanya pemasar dapat mencapai pemahaman yang layak mengenai konsumen melalui
pengalaman melakukan penjualan sehari-hari pada konsumen. Tetapi pertumbuhan
perusahaan dan pasar telah menggeser keputusan manajer pemasaran dari kontak
langsung konsumen ke riset konsumen. Perusahaan mulai meniliti dengan
mempelajari konsumen tentang apa yang sebenernya dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen.
Schiffman
dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagi berikut : “the term
consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching
for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that
they expect will satisfy their needs”
“istilah
perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.
Sedangkan
Engel, Blackwell dan Miniard (1993) mengartikannya sebagai “we define consumer
behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and
disposing of product and services, including the decision processes that
precede and follow these action”
“kami
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkomsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”.
Beberapa
definisi lainnya dan perilaku konsumen dikemukakan oleh penulis berikut.
Proses
pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan
dan menghabiskan barang atau jasa (Loudon dan Della-Bitta, 1984).
Perilaku
yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan
barang-barang ekonomi dan jasa (winiardi, 1991).
Perilaku
konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do what they do”.
Dari beberapa definisi yang telah di sebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa seetelah melakukan hal-hal di atas
atau kegiatan mengevaluasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses
pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) yang paling kompleks
terdiri dari lima tahap :
3.1.1. Pengenalan masalah
Pengenalan
masalah proses pembelian di mulai saat pembeli mengenal masalah atau kebutuhan
yang dapat di cetuskan oleh kebutuhan eksternal dan kebutuhan internal. Pada
tahap pengenalan masalah, mahasiswa mengaku bahwa mereka membutuhkan sesuatu.
Mereka menganggap produk makanan siap saji sebagai makanan selingan yang
dimotivasi oleh sekedar melepas rasa lapar dan dahaga. Bila kebutuhan cukup
kuat, maka hal itu dapat memotivasi calon pembeli untuk memasuki tahap kedua
dari proses pengambilan keputusan yaitu pencarian informasi
3.1.2.
Pencarian informasi
Pada
tahap pencarian informasi, media yang paling mempengaruhi dalam pembelian
produk makanan siap saji yaitu konsumen sendiri, begitu juga dengan sumber
informasi dimana mahasiswa mengetahui tentang produk siap saji.
3.1.3.
Evaluasi alternatif
Pada
tahap ketiga yaitu evaluasi alternatif, indikator yang menjadi pertimbangan
awal dalam pembelian, kualitas dan alasan memilih produk makanan siap saji.
Mahasiswa mengevaluasi alternatif yang merka identifikasi untuk memecahkan
masalah mereka. “evaluasi alternatif” (alternative evalution) adalah sinonim
dengan “ pembentukan sikap berdasarkan alternatif” (formation of attitudes
regarding the alternatives), sehingga mengenai keyakinan, sikap, dan perilaku
mahasiswa dapat diterapkan pada tahap evaluasi.
3.1.4.
Pilihan
Pilihan
merupakan tahap keempat dari proses dimana mahasiswa memutuskan tindakan
alternatif apa yang akan dipilih (misalnya, produk atau merek makanan siap saji
apa yang akan dipilih mahasiswa, apakah mereka akan membelanjakan uangnya atau
menabung, atau dari toko mana mereka akan membeli makanan siap saji tersebut).
3.1.5.
Pasca akuisisi
pada
tahap pasca akusisi (postacquisition) mahasiswa mengkonsumsi merasakan puas
akan produk makanan siap saji serta akan kembali untuk mencobanya.
3.2.
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian makanan siap saji yaitu
faktor sosial dan faktor individu,faktor budaya.
3.2.1.
Faktor sosial
Faktor
sosial mempengaruhi keputusan pembelian makanan cepat saji tergantung dari
pengaruh kelompok sosial bagi seseorang. Seseorang juga membeli dan
mengkonsumsi makanan cepat saji burger king sesuai peran dan statusnya di
kelompok sosialnya pengaruhi oleh faktor sosial, seperti :
1.
Kelompok
Adalah
dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama atau mencakup organisasi. Peer group lebih memungkinkan mempengaruhi
sikap dan perilaku pembelian daripada iklan, biasanya mahasiswa lebih cenderung
sering berada di luar rumah bersama teman sebayanya untuk pergi ke restoran
cepat saji untuk makan
2.
Keluarga
Keluarga
aadalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan
telah diteliti secara mendalam
3.
Peran dan status
Peran
terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang
yang ada di sekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang di berikan oleh masyarakat, orang seringkali memilih produk
yang menunjukan statusnya dalam masyarakat.
3.2.2.
Faktor individu
1.
Umur (usia)
Makanan
siap saji Burger King ini bukan hanya mahasiswa saja yang mengkonsumsi makanan
western food tersebut, kalangan anak-anak, kalangan orang tua pun sangat suka
mengkonsumsi makanan siap saji yang ada di Burger
2.
Gaya hidup
Perubahan
gaya hidup mengubah pola makan mahasiwa pada zaman modernisasi, mahasiwa lebih
menyukai berbagai fast food atau western fast food memiliki daya pikat, terjangkau,
cepat dalam penyajian, praktis, serta umumnya memenuhi selera dari mahasiswa
tersebut. Perubahan gaya hidup pada mahasiswa memiliki pengaruh signifikan
terhadap kebiasaan makan remaja, dimana remaja mulai berinteraksi dengan lebih
banyak pengaruh lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku yang menjandikan
mahasiswa lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah.
3.
Persepsi atau pengamatan
Persepsi
atau pengamatan adalah suatu proses dimana manusia menyadari dan
menginterpretasikan aspek lingkungannya. Untuk mencapainya dapat melalui panca
inderanya. Unsur-unsur persepsi :
a.
Sensasi
Sensasi
melibatkan dan di pengaruhi oleh alat indera. Makanan cepat saji Burger dianggap sebagai makanan yang dapat mencuri
perhatian para konsumennya karena memiliki berbagai kelebihan yakni dari segi
rasa, kemasan, dan bentuk fisik.
b. Atensi
Setelah
sensasi, aktifitas selanjutnya yang terjadi dalam persepsi adalah atensi.
Segala yang diterima para konsumen melalui indera dari makanan saji kemudian di
organisasikan ke otak dan dipilah menurut apa yang menarik perhatiannya.
c.
Interpretasi
Interpretasi
adalah hal yang paling penting dari sebuah proses persepsi, namun proses
interpretasi di lakukan di akhir apabila proses sensasi dan atensi sebelumnya,
makan akan terbentuk suatu penafsiran tentang apa yang dilihat dan di rasakan
oleh seseorang. Hal ini dapat juga berhubungan faktor dari luar diri.
Interpretasi dapat dilihat dari sikap dan perilaku, konsumen makanan cepat saji
akan menginterpretasikan apa yang dilihatnya dari makanan cepat saji, sehingga
ia dapat mengambil kesimpulan memilh untuk makan makanan cepat saji.
3.2.3. Faktor budaya
Kebudayaan
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan
nilai,persepsi,prefensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas pada tingkah laku
konsumen. Faktor budaya mempengaruhi keputusan pembelian
makanan cepat saji Burger King berdasarkan lingkungan masyarakat
3.3.
Lingkungan fisik: suatu fokus pada lingkungan toko
Lingkungan
fisik (physical surroundings) merupakan aspek fisik dan tempat yang konkrit
dari lingkungan yang meliputi suatu kegiatan konsumen. Stimuli seperti warna,
suara, penerangan, cuaca, dan susunan ruang atau benda dapat mempengaruhi
perilaku konsumen. Lingkungan fisik mempengaruhi persepsi konsumen melalui
mekanisme sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, dan bahkan sentuhan.
Persepsi keamanan merupakan faktor lain yang sebagian dikendalikan oleh
lingkungan fisik. Lahan pakiran yang luas, penerangan yang cukup, dan ruang
terbuka menambah rasa aman bagi para pembeli.para peneliti telah menyelidiki
dampak lingkungan fisik terhadap persepsi dan perilaku konsumen di beberapa
bidang makanan siap saji. Studi yang di bahas dalam bidang ini telah
menganalisis bagaimana musik, lokasi toko, tata ruang toko, dan suasana toko
mempengaruhi pembeli.
3.3.1.
Pengaruh Musik Terhadap Para Konsumen
Salah
satu komponen lingkungan fisik dalam tempat usaha makanan siap saji yang
ternyata mempengaruhi konsumen adalah musik. Dua studi telah meneliti pengaruh
musik terhadap konsumen. Dalam studi pertama para konsumen di restaurant yang
tidak mengalami musik, musik tempo lambat, dan musik tempo cepat atau lambat
tergantung pada musik. Tidak dijumpai perbedaan antar kelompok ketika para
konsumen ditanya tentang kesadaran mereka akan musik, yang menunjukkan bahwa
hal ini berjalan di bawah kesadaran
mereka.
Studi
kedua mencapai hasil serupa. Musik latar belakang yang cepat atau lambat
dimainkan secara acak pada malam Sabtu dan Minggu selama delapan akhir minggu
berturut-turut di sebuah restoran berukuran sedang di Dallas-Ft. Worth.
Kecepatan musik mempengaruhi jumlah waktu yang dihabiskan konsumen di restoran.
Di dalam kondisi tempo lambat, rata-rata pelanggan membutuhkan 56 menit untuk
menyelesaikan makan malam mereka. Sebaliknya, dibutuhkan waktu hanya 45 menit
untuk menyelesaikan makan malam mereka di dalam kondisi tempo cepat.
Studi-studi
atas restoran ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik dapat mempengaruhi
perilaku pembeli. Musik merupakan kehadiran yang paling penting dalam
lingkungan konsumen. Ini menunjukkan
bahwa memainkan musik yang menarik dan bersemangat sementara pembeli yang berada pada musical
hold atau dalam antrian ternyata bisa counterproducyive. Studi selanjutnya
menunjukkan bahwa musik keras dapat meningkatkan persepsi orang bahwa
“kecepatan peristiwa” menjadi semakin cepat, tetapi juga menambah estimasi
mereka tentang durasi waktu. Riset juga menunjukkan bahwa musik lebih efektif
bila sesuai dengan konteks situasi pembelian.
3.3.2.
Pengaruh Lokasi Tempat Usaha Makanan Siap Saji
Faktor
utama yang mempengaruhi nilai suatu tempat usaha adalah lokasi, lokasi, dan
lokasi. Lokasi tepat usaha mempengaruhi konsumen dari beberapa perspektif.
Lupioadi (2006) menyatakan “Lokasi berarti berhubungan dimana suatu usaha atau
aktifitas usaha dilakukan”. Dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi
terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi.
Menurut
Tjiptono (2006) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap
beberapa faktor berikut:
Akses
yaitu kemudahan untuk menjangkau Visiabilintas
ada 2 hal diperhatikan:
Banyaknya
orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar terjadinya keinginan
membeli.
Kepadatan
dan kemacetan bisa menjadi hambatan.Tempat parkir yang luas dan aman. Ekspansi
yang tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian hari. Lingkungan
daerah sekitar yang mendukung.
Peraturan
pemerintah.
Tata
Ruang Tempat Usaha
Tempat-tempat
dirancang untuk memudahkan gerakan pelanggan, membantu para pemilik usaha dalam
menyajikan barang dagangan mereka, dan membantu menciptakan suasana khusus.
Tujuannya adalah meningkatkan laba dengan meningkatkan penjualan melalui
melalui desain ruang tempat usaha. Tata ruang tempat usaha dapat mempengaruhi
reaksi konsumen dan perilaku pembelian.
3.4.
Perspektif Alternatif Pada Pengambilan Keputusan Konsumen
Para
peneliti memandang masyarakat atau konsumen sebagai manusia yang bergerak
sacara linier melalui proses pengambilan keputusan. Namun, pada akhir tahun
1970-an, para penulis mulai mempertanyakan konsep bahwa semua pembelian
konsumen berasal dari proses analitis yang teliti. Sebagian dari mereka
mengatakan bahwa untuk melakukan pembelian seringkali konsumen sama sekali
tidak terlibat dalam pengambilan keputusan. Sebagaimana disebutkan dalam suatu
artikel, kita menyimpulkan bahwa untuk sebagian besar pembelian suatu proses
keputusan tidak pernah terjadi. Selain itu, peneliti mengetahui bahwa beberapa
perilaku konsumen tidak terlibat dalam pembelian barang.
3.5.
Alasan memilih makanan cepat saji :
Selain
faktor-faktor diatas yang mempengaruhi mahasiswa dalam pengambilan keputusan
memilih makanan cepat saji, disamping itu ada alasan lain yang membuat
mahasiswa memilih makanan cepat saji yaitu :
Praktis
Makanan
cepat saji dapat dihidangkan secara praktis,makanan cepat saji memberi solusi
bagi mahasiswa yang menghabiskan waktunya di luar rumah.
Enak
Makanan
cepat saji dalam hal ini adalah berkaitan dengan rasa dan perasaan yang timbul
dari keunggulannya. Karena burger memiliki citra rasa yang mebuat pembelinya
merasa ketagihan dengan rasanya sehingga disukai siapapun dan perasaan nyaman
dengan tempatnya.
Cepat
Cepat
merupakan salah satu faktor utama sebuah makanan, oleh karenanya sebagian
mahasiswa lebih memilih makanan burger karena waktun penyajiannya cepat.
Control
size menu
Makanan
cepat saji burger king menyediakan menu sesuai dengan kebutuhan. Burger king
menyediakan aneka ukuran menu mulai dari ukuran small,medium, dan large.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pembahasan dan pemaparan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Dari
hasil pembahasan didapatkan bahwa variabel faktor budaya, sosial, dan individu secara bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan (bermakna) terhadap keputusan pembelian untuk produk
Burger.
Faktor
individu yang dipengaruhi oleh gaya hidup mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian produk Burger di
kalangan mahasiswa.
Musik
adalah salah satu komponen lingkungan fisik dalam tempat usaha makanan siap
saji, yang ternyata mempengaruhi konsumen. Musik merupakan kehadiran yang
paling penting dalam lingkungan konsumen.
Disamping
itu ada faktor lain yang membuat mahasiswa memilih makanan cepat saji ini karena,
praktis,enak,cepat, dan banyak menu yang dipilih oleh mahasiswa
Oleh karena itu makanan cepat saji merupakan
keputusan mahasiswa dalam pembeliannya karena sangat praktis, dan memberi
solusi bagi mahasiswa yang menghabiskan waktunya di luar rumah.
Daftar Pustaka
John
C.mowen/Michael Minor, Prilaku Ponsumen jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2002
Irwan,
drs, m.b.a, Wijaya,dr. Faried, m.a., dan sudjoni,ir.m.n.,m.b.a., 1997 pemasaran
: prinsip dan kasus, edisi kedua, gbpfe, Yogyakarta
Basu
Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko, 2000, manajemen pemasaran : analisis
perilaku konsumen, edisi pertama, Yogyakarta
Schiffman,
Leon, G., Leslie Lazar Kanuk, 2000,
Consumer Behavior, Edisi Tujuh, Prentice-Hall, New Jersey.