Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori keunggulan Absolut, Comparative, Kompetitif

 Teori keunggulan Absolut,  Comparative, Kompetitif

 

Teori keunggulan Absolut,  Comparative, Kompetitif

Teori keunggulan absolut Adam Smith

Teori keunggulan comparative David Ricardo

Teori keunggulan kompetitif Michael Porter

 



-          Teori keunggulan absolut Adam Smith

    Dalam keunggulan absolut yang digagasnya, Adam Smith mengemukakan arti pentingnya sistem ekonomi liberal, yakni bebas dari keterlibatan dan campur tangan pemerintah.Menurutnya, pengelolaan perekonomian negara dapat dilakukan dengan cara melaksanakan persaingan bebas tanpa adanya intervensi pemerintah. Dengan catatan adanya pembagian kerja dan pengalokasian sumber daya secara efisien.Smith memandang kemakmuran rakyat di suatu negara dapat dicapai melalui produksi dan perdagangan. Untuk menghasilkan kekayaan yang universal, maka produksi dan perdagangan harus dilakukan secara maksimal.         Sebab itulah, Smith menganjurkan agar pemerintah di setiap negara memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat untuk melakukan perdagangan bebas baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui pertumbuhan penduduk dan total output yang dihasilkan.Total output menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam, tenaga kerja, dan persediaan barang. Untuk memaksimalkan pertumbuhan output, maka segala sumber daya alam yang ada harus dikelola secara efektif dan efisien oleh tenaga kerja dengan barang modal.     Dengan pertumbuhan output yang maksimal akan mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal pula.Dalam teorinya, Adam Smith mengungkapkan bahwa keuntungan absolut dapat diperoleh suatu negara apabila berhasil membuat biaya produksi barang lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Logika yang dikembangkan, jika biaya produksi antar-negara sama, maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional. Atas dasar itulah, Smith mengemukakan dua ide        utama dalam teorinya terkait dengan perdagangan internasional sebagai berikut.

  • Spesialisasi internasional dan efisiensi produksi

Dalam perdagangan internasional akan selalu ada pihak yang bertindak sebagai eksportir dan importir. Suatu negara akan mengimpor barang dari negara lain apabila barang tersebut diproduksi di dalam negeri justru tidak akan efisien atau kurang menguntungkan. Sebab itulah, suatu negara dapat melakukan spesialisasi pada produksi barang yang menguntungkan, sehingga dapat diperoleh keunggulan absolut.

  • Adanya pembagian kerja internasional (division of labour)

Pembagian kerja internasional yang dimaksudkan di sini adalah perpindahan ruang industri pabrikan. Artinya, proses produksi suatu barang tidak terbatas di suatu negara saja. Dengan adanya pembagian kerja internasional, suatu negara dapat melakukan proses produksi barang dengan biaya yang lebih murah dari negara lain. Efisiensi biaya produksi yang dicapai melalui pembagian kerja internasional dinilai mampu mendorong perolehan keunggulan absolut di saat negara melakukan perdagangan internasional.

-          Teori keunggulan comparative David Ricardo

Teori keunggulan komparatif David Ricardo lahir dari adanya kelemahan yang ditemukan pada teori keunggulan absolutnya Adam Smith. Ricardo mengkritisi teori keunggulan absolut, di mana perdagangan internasional hanya mungkin dilakukan oleh negara-negara yang mampu melakukan proses produksi untuk mencapai keuntungan absolut saja. Teori dari Adam Smith tersebut seolah hanya berlaku bagi negara-negara yang mampu melakukan spesialisasi produksi barang.

Lantas, bagaimana dengan negara-negara yang mengalami kerugian absolut, dalam arti tidak mampu melakukan spesialisasi produksi barang? Apakah negara-negara tersebut tidak bisa atau tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk melakukan perdagangan internasional? Atas dasar kelemahan-kelemahan itulah, David Ricardo mengemukakan gagasan baru dalam lingkup perdagangan internasional berupa teori keunggulan komparatif. Menurut Ricardo, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut bisa ikut terlibat dalam perdagangan internasional yang menguntungkan apabila mampu melakukan spesialisasi produksi barang yang memiliki biaya relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Sebab, negara yang berhasil memproduksi barang dengan harga relatif lebih murah memiliki keunggulan komparatif.

Teori keunggulan komparatif ini bisa diterapkan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut.

  • Perdagangan internasional hanya dilakukan diantara dua negara.
  • Objek barang atau komoditi yang diperdagangkan hanya ada dua jenis saja.
  • Setiap negara hanya memiliki dua unit faktor produksi saja.
  • Skala produksi bersifat content return to scale, yang artinya harga relatif barang-barang komoditas tersebut sama pada berbagai kondisi produksi.
  • Berlaku teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) yang menyatakan harga barang sama dengan atau dapat dihitung dari jumlah jam kerja tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi barang tersebut.

-          Teori keunggulan kompetitif Michael Porter

Teori keunggulan kompetitif dikemukakan oleh Michael Porter dalam bukunya The Competitve Advantage of Nation (1990). Menurut Porter tidak ada korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Banyak negara di dunia yang jumlah sumber daya alamnya sangat besar yang proporsional dengan luas negerinya, tetapi terbelakang dalam daya saing perdagangan internasional. Begitu juga dengan tingkat upah yang relatif murah daripada negara lain, justru berkorelasi erat dengan rendahnya motivasi bekerja yang keras dan berprestasi.

Porter mendefinisikan industri sebuah negara sebagai sukses secara internasional jika memiliki keunggulan kompetitif relatif terhadap para pesaing terbaik di seluruh dunia. Sebagai indikator ia memilih keberadaan ekspor yang besar dan bertahan lama dan/atau investasi asing di luar wilayah yang signifikan berdasarkan pada keterampilan dan aktiva yang diciptakan di negara asal.

Kemakmuran nasional diciptakan, bukan diwariskan. Kmakmuran negara tidak tumbuh dari sumbangan alamiah sebuah negara, kumpulan tenaga kerjanya, tingkat bunganya atau nilai kursnya, sebagaimana dikemukakan oleh ekonom klasik. Daya saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap para  pesaing dunia yang terbaik, karena tekanan dan tantangan. Mereka mendapatkan manfaat dari memiliki pesaing domestik yang kuat, pemasok yang berbasis daerah asal yang agresif, dan para pelanggan lokal.

Bagaimana perusahaan berhasil dalam pasar internasional menurut Porter

       a.      Di seluruh dunia, perusahaan yang telah mencapai kepemimpinan internasional menggunakan strategi yang berbeda satu sama lain dalam segala hal.

       b.      Perusahaan mencapai keunggulan kompetitif melalui tindakan inovasi. Mereka mendekati inovasi dalam pemahamannya yang paling luas, termasuk teknologi baru maupun cara yang baru dalam melakukan berbagai hal. Inovasi dapat diwujudkan dalam suatu rancangan produk baru, suatu proses produksi baru, suatu cara baru dalam melaksanakan pelatihan.

       c.      Beberapa inovasi menciptakan keunggulan kompetitif dengan kesempatan pasar baru secara menyeluruh atau dengan melayani suatu segmen pasar yang telah diabaikan oleh orang lain. Pada saat para pesaing lambat dalam memberikan respons, inovasi seperti ini menghasilkan keunggulan kompetitif. Dalam pasar internasional, inovasi yang menghasilkan keunggulan kompettif mengantisipasi kebutuhan domestik maupun asing.

       d.      Informasi memainkan suatu peran yang besar dalam proses inovasi dan perbaikan, terutama informasi yang tidak tersedia bagi para pesaing atau yang tidak mereka cari.

       e.      Dengan beberapa perkecualian, inovasi adalah hasil dari usaha yang tidak biasa. Untuk berhasil, inovasi biasanya memerlukan tekanan, kebutuhan, dan bahkan kemalangan : rasa takut akan kehilangan terbukti lebih kuat daripada harapan untuk peningkatan.

       f.       Sekali sebuah perusahaan mencapai keunggulan kompetitif melalui suatu inovasi, perusahaan tersebut dapat bertahan hanya melalui perbaikan yang tanpa lelah. Hampir setiap keunggulan dapat ditiru.

       g.      Akhirnya, satu-satunya cara untuk mempertahankan keunggulan kompetitif adalah dengan memperbaharuinya, untuk bergerak beralih ke tipe-tipe yang lebih canggih.

 

Porter menyatakan terdapat empat atribut utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional, yaitu sebagai berikut.

        (1)     Kondisi faktor produksi. Posisi negara dalam faktor produksi, seperti tenaga kerja terampil atau infrastruktur, perlu untuk bersaing dalam suatu industri tertentu.

        (2)     Keadaan permintaan dan tuntutan mutu di dalam negeri untuk barang dan jasa industri.

        (3)     Industri terkait dan industri pendukung. Keberadaan atau tidak adanya industri pemasok dan industri terkait lainnya di negara tersebut yang secara internasional bersifat kompetitif.

        (4)     Strategi perusahaan, struktur dan persaingan. Kondisi dalam negara yang mengatur bagaimana perusahaan diciptakan, diatur, dan dikelola, sebagaimana juga sifat dari persaingan domestik.

Selain keempat faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih  dipengaruhi oleh faktor kebetulan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu (chance events), seperti penemuan produk baru, melonjaknya harga, perubahan nilai tukar, konflik keamanan antar negara dan lain-lain, dan tindakan-tindakan atau kebijakan pemerintah (government).